Beranda » Transportasi » Pengalaman Naik Uber Taksi Jakarta (Enak dan Tidak Enak)

Pengalaman Naik Uber Taksi Jakarta (Enak dan Tidak Enak)

jumanto.com Uber Taksi Jakarta telah menjadi salah satu mode transportasi modern pilihan masyarakat Jakarta yang dirasakan sangat membantu mobilitas warga Jakarta.

Uber Taksi Jakarta dipilih karena Uber Taxi ini memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh penyedia layanan transportasi lain.

uber taksi jakarta
Set Lokasi Penjemputan Uber Taksi Jakarta

Saya sebenarnya bukan warga Jakarta, dan tidak sering juga datang ke Jakarta. Paling-paling ya selama 1 tahun, dua atau tiga kali ke Jakarta saat ada acara di Kantor Pusat BPKP.

Selama saya berada di Jakarta, saya sudah 3 kali memesan layanan Uber Taxi di Jakarta dengan pengalaman yang berbeda-beda tentunya.

Beda tempat, beda waktu, beda pengemudi juga. Akhirnya pengalaman ketiganya pun berbeda.

Mengapa Saya Memilih Uber Taksi Jakarta?

Awal-awal ke Jakarta, biasanya dari Bandara Soetta ke Hotel saya memilih menggunakan taksi yang ada di Bandara.

Sayangnya, antriannya sering panjang sekali, dan harus menunggu lama. Di samping itu, tarifnya juga mahal. Biasanya diminta 200 ribu ke atas untuk mengantarkan saya dan kawan ke Jalan Pramuka, Jakarta Timur.

Suatu saat, ada kawan cerita, dia naik Uber Taksi dari Bandara ke hotel di sekitaran Jalan Pramuka, dengan tarif yang sangat murah, tidak sampai 100 ribu rupiah.

Ditambah lagi, waktu itu, saya bersama Kasubag Keuangan saya harus antri panjang sekali menunggu taksi di bandara karena bandara memang sedang penuh-penuhnya para pemudik sehabis lebaran.

Maka sejak saat itu, saya penasaran saja, dan akhirnya mendownload Aplikasi Uber dari Playstore dan  akhirnya pun memesan Uber Taksi untuk pertama kalinya.

Kelebihan Uber Taxi Jakarta

Uber Taksi sebenarnya tidak hanya berada di Jakarta. Saat ini, Uber Taksi juga telah beroperasi di kota-kota besar lainnya seperti Uber Taxi Bandung, Surabaya, dan Bali.

Jika dibandingkan dengan taksi offline, Uber Taksi Jakarta memang lebih unggul, di antaranya:

1. Kemudahan Memesan Lewat Smartphone

Memesan Uber Taxi di Jakarta memang sangat mudah, seperti layanan transportasi online lainnya. Cara memesan Uber Taksi yaitu:

  1. mendownload Aplikasi Uber di Playstore.
  2. mendaftar/registrasi.
  3. tentukan lokasi penjemputan dan lokasi tujuan/destinasi.
  4. pilih layanan yang mau kita gunakan (ubermotor, uberX, atau UberBLACK).
  5. Pilih metode pembayaran.
  6. Terakhir klik Request.
  7. Kita tinggal menunggu, dan biasanya supir akan menelepon kita. Kita juga bisa melihat kendaraan posisi ada di mana dari aplikasi android.

2. Banyak pilihan Taksi dan Motor

Uber tidak hanya melayani moda transportasi taksi, pelanggan yang ingin menikmati layanan ojek dari uber juga bisa, dengan memesan layanan UberMotor.

Uber Motor Jakarta
Uber Motor

Untuk Layanan Taksi, ada dua pilihan, yaitu UberX dengan tarif paling murah dan UberBLACK dengan tarif premiumnya.

3. Tarif Uber Taksi Lebih Murah

Jika dibandingkan dengan tarif Taksi Offline, memesan taksi online memang lebih murah. Seperti saya contohkan, taksi dari Bandara ke Pramuka bisa menghabiskan uang 150 ribu ke atas belum termasuk tol. Jika menggunakan Uber, tarifnya biasanya di bawah 100 ribu belum termasuk tol juga.

Dua kali menikmati layanan UberX ke dan dari Bandara Soekarno Hatta, dari dan menuju Pramuka, saya cuma bayar 74 dan 86 ribu, belum termasuk tol (biaya tol 15 ribu).

Minimum order Uber Taksi Jakarta juga lebih murah dibandingkan dengan taksi offline.

4. Bisa Memantau Kendaraan dan Rute

Menggunakan Uber Taksi, kita bisa melihat posisi kendaraan yang akan mengantarkan kita ada di mana, mobilnya apa, nomor plat berapa, serta nomor telepon si pengemudi beserta fotonya.

Kita juga bisa melihat kendaraan Uber yang ada di sekitar lokasi kita ada berapa, banyak atau sedikit.

Rute yang ditempuh oleh taksi yang kita pesan juga dapat terus kita pantau di aplikasi. Setelah sampai dan membayar taksi, kita akan menerima bill lewat email, jadi bisa dijadikan SPJ kalau yang akan mempertanggungjawabkannya ke kantor.

5. Ada Perkiraan Tarif Taksi

Sebelum memesan taksi, setelah memasukkan alamat asal dan alamat tujuan, kita juga akan dikasih tahu perkiraan tarif atau biaya taksinya.

Pengalaman saya naik Uber Taksi, perkiraan tarif taksi ini sama persis dengan biaya yang harus saya bayar saat saya sampai di tempat tujuan.

Namun, biasanya kalau sedang macet, akan ada “surge pricing” atau kenaikan tarif sesaat.

Pengalaman Pertama Naik Uber Taksi Jakarta

Pengalaman pertama saya naik taksi uber dari P Hotel Jakarta menuju Terminal 3 ultimate Bandara Soekarno Hatta pada tanggal 23 Juli 2016 lalu bersama dengan Kepala Sub Bagian Keuangan saya.

Pengalaman Pertama naik Uber Taksi Jakarta
Tarif Uber Taksi dari Hotel P Pramuka Ke Bandara Soekarno Hatta Tangerang

Karena pesawat berangkat pukul 07.00 pagi, maka kami check out dari hotel pukul 03.30, lalu memesan Uber Taksi lewat aplikasi yang telah saya download.

Taksi Uber menjemput kami sekitar 5 menit kemudian. Pukul 03.54 pagi, kami pun berangkat menuju bandara, dan sampai di bandara pada pukul 04.30.

Pengalaman pertama naik uber taksi ini cukup memuaskan, taksi tidak menunggu terlalu lama, tarif taksinya pun murah. Kami cuma dikenakan biaya 74 ribu rupiah dari P Hotel ke Bandara Soekarno Hatta, belum termasuk tol.

Jika dihitung sama tol, total kurang lebih cuma 90 ribu rupiah saja. Cukup murah bukan dibandingkan dengan taksi offline?

Pengalaman Kedua Naik Uber Taksi Jakarta

Pengalaman yang kedua dengan Uber Taxi Jakarta yaitu 9 Oktober 2016 lalu. Saat itu saya berangkat sendirian dari Lampung.

naik uber taksi jakarta kedua kalinya
Pengalaman dengan Uber Taksi Jakarta yang kedua

Pesawat yang harusnya berangkat pukul 18.40 delay cukup lama, dan baru berangkat sekitar pukul 19.20. Sampai Cengkareng pun sudah pukul setengah 9 malam.

Dari Terminal 3 Ultimate, saya memesan taksi Uber. Tidak selang lama, si sopir menelepon saya, dan menanyakan lokasi saya ada di mana.

Kemudian saya diarahkan menuju taksi tersebut menunggu. Karena masih agak bingung dengan terminal 3 yang baru ini, saya pun kesulitan menemukan taksi.

Setelah keliling sekitar 5 menitan, akhirnya ketemu juga uber taksi tersebut.

Ternyata agak susah kalau memesan uber taksi lewat Bandara, karena taksi tersebut tidak boleh masuk antri ke taksi-taksi yang ada di bandara.

Saya pun harus ke ujung paling depan dari tempat menunggu penumpang, lalu menyeberang jalan meloncati pagar-pagar plastik setinggi pantat saya, sebelum saya bisa naik ke Taksi yang telah menunggu saya di tempat tersebut.

Agak ribet memang kalau naik uber taksi dari Bandara.

Sekitar 40 menit perjalanan, saya pun akhirnya sampai juga di Hotel P. Sayangnya, karena si sopir salah belok, saya pun tidak bisa diantarkan sampai ke lobi hotel.

Sopir taksi menurunkan saya di jalan lajur ke dua, sehingga saya harus menyeberang jalan, sebelum jalan kaki menuju hotel.

Tarif taksinya waktu itu sebesar 86.500 rupiah, saya kasih 90 ribu dan tidak dikasih kembalian. Yah, saya juga sudah maklum lah sama sopir taksi.

Jika dihitung sama tol, total habis 105.000 dari Bandara ke P Hotel Pramuka, Jakarta Timur.

Overall, saya kurang puas dengan pengalaman kedua saya naik Uber Taksi. Di samping agak ribet saat mau naik karena harus meloncat pagar setinggi pantat, saat sampai alamat tujuan, ternyata juga tidak diantarkan sampai depan hotel karena si sopir salah belok.

Pengalaman Ketiga dengan Uber Taksi Jakarta

Pengalaman ketiga saya dengan Uber Taksi, yaitu pada tanggal 15 Oktober 2016. Waktu itu saya beserta 3 orang kawan saya memesan taksi uber lewat smartphone.

Pukul 06.30 pagi, saya pesan taksi. Kemudian si sopir taksi menelepon saya, menanyakan saya di mana. Saya jawab Hotel P.

Eh si sopir nanya lagi, lokasi hotel P di mana. Padahal lewat aplikasi kan bisa dilihat posisi saya ada di mana.

Saya amati mobil taksi yang akan menjemput saya, dari Rawamangun dia bergerak ke arah Hotel, sayangnya si sopir memang tidak tahu jalan. Salah belok. Akhirnya dia jalan jauh lagi memutar.

Karena saya sudah menunggu hampir dua puluh menit, saya pun telepon.

“Sudah di mana pak”

“Tadi salah belok mas, ini masih cari belokkan lagi”.

“Kalau gitu saya cancel aja ya pak, sudah dua puluh menit menunggu nih, mau ke Bandara soalnya, takut telat”.

Saya pun akhirnya cancel pesanan saya. Kami kemudian naik taksi offline yang ada di depan hotel.

Pengalaman ketiga saya dengan uber taksi ini yang bikin saya paling kesal. Sopirnya tidak tahu jalan, dan nyasar pula. Kelamaan menunggu, saya pun akhirnya cancel pesanan saya.

Yah, itulah pengalaman singkat saya dengan Uber Taksi Jakarta. Sebenarnya, keberadaan taksi online ini sangat memudahkan. Sayangnya, banyak sopir taksinya yang tidak paham lokasi. Mudah-mudahan ada perbaikan ke depannya.